Kamis, 20 Januari 2011

Bukan Sekedar Bantuan

Menjadi berita heboh di seluruh nusantara. Ketika fajar merekah, disaat orang mulai bersiap menunaikan tugas, gemuruh air bah menghantam area dibawahnya. Ratusan rumah hancur, ratusan orang meninggal, dan orang-orang kehilangan tempat tinggal. Rengat kecil beberapa tahun lalu dijebol ratusan kubik air danau. Hanya dalam hitungan jam bantuan mengalir. Mulai dari makanan hingga pakaian dan alat berat untuk membersihkan puing. Departemen Sosial cepat dan tanggap menghadapi kondisi darurat bencana ini. Direktorat apa yang berperan dalam situasi darurat bencana seperti ini?

Tanggap Bencana
Toto Utomo Budi S, Direktur Jenderal Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Departemen Sosial, melakukan hal itu. Menyadari tugas dan tanggung jawabnya, Toto Utomo melangkah cepat. “Jam 8.00 saya sudah tiba disana dan jam 11.00 sudah memastikan Tim Tagana menyiapkan makanan untuk korban.” Jelas Dirjen muda yang sering dipanggil Pak Toto ini.
Penanganan bencana adalah salah satu tugas berat yang dikomandani Toto Utomo. Toto menyadari betul menangani daerah rawan bencana bukanlah tugas mudah. Toto memaparkan, terdapat 383 kabupaten / kota yang tergolong rawan bencana. Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia. Negeri ini dikelilingi oleh lempeng bumi yang selalu bergerak. Serta berada pada pertemuan tiga sistem pegunungan. Tidak heran bila Indonesia seringkali disebut elok nan berbahaya. Bayangkan, 13% gunung berapi dunia ada di Indonesia, 128 gunung api aktif.
Masuknya Indonesia pada golongan rawan bencana disikapi pemerintah dengan sejumlah langkah preventif. Salah satunya adalah membentuk Taruna Tanggap Bencana, yang biasa disebut Tagana, berada dibawah kordinasi Banjamsos. Tim ini selalu siap bertugas dalam kondisi penanganan bencana alam.
Langkah preventif itu termasuk evakuasi penduduk disekitar lokasi rawan. Sayangnya ini bukan langkah mudah. Toto Utomo menyadari masalah ini. Warga lebih sering menolak pemindahan permanen. “Mereka merasa telah lama tinggal disana dan mengenal daerahnya sehingga merasa tidak ada masalah,” katanya. Karena itu perlu dilakukan sosialisasi dan pemberian pemahaman kepada masyarakat. ”Dan tentu saja perlu dipikirkan persiapan dengan tempat penampungan yang layak,” lanjutnya.
Toto menjelaskan dengan diterbitkannya UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan terbentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana tingkat nasional dan tingkat propinsi/kabupaten/kota, ini menunjukkan bahwa Banjamsos Departemen Sosial memiliki peran sangat penting dalam penanggulangan bencana alam.

Jaminan Sosial
Adalah kewajiban pemerintah untuk memberikan jaminan kesejahteraan bagi masyarakat. Hal itu sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2. Perubahan Pasal 34 Ayat (2) menugaskan kepada pemerintah untuk menyelenggarakan ”Sistem jaminan sosial” bagi seluruh rakyat, termasuk bagi masyarakat miskin. Sejak tahun 2003 pemerintah merespon keputusan tersebut dengan membuat Task-Force Sistem Jaminan Sosial, dengan mekanisme subsidi bagi masyarakat miskin. Soal jaminan sosial sendiri telah memiliki kekuatan hukum dalam UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
”Sistem ini harus diberikan, khususnya kepada masyarakat miskin,” kata Toto Utomo. Toto juga menjelaskan beberapa negara penganut welfare state memberikan jaminan sosial dengan sistem asuransi sosial. Dana yang terhimpun dalam asuransi sosial dapat merupakan tabungan nasional.
Wilayah kerja direktorat ini juga meliputi Pengelolaan Sumber Dana Sosial (PPSDS). Banjamsos melakukan fungsi pengawasan dan perlindungan masyarakat dari penipuan berkedok undian. Jamkesos juga menjadi program Banjamsos berupa perlindungan sosial terhadap pekerja sektor informal yang berpenghasilan rendah. Ini dilakukan melalui program asuransi kesejahteraan sosial (Askesos).
Wilayah kerja Banjamsos juga meliputi bencana sosial yaitu bencana yang merupakan konflik antar warga masyarakat. Selain itu juga Korban Tindak Kekerasan (KTK) dan Pekerja Migran Bermasalah. Dua masalah ini tercatat meningkat dewasa ini. Meningkatnya deportan TKI / pekerja migran Indonesia bermasalah disebabkan beberapa faktor, yaitu keterbatasan peluang kerja, maraknya percaloan, geografi, dan demografi.

Keluarga Harapan
Salah satu program Banjamsos adalah Keluarga Harapan. Target program ini adalah penduduk miskin. Hingga Maret 2007, jumlah penduduk miskin mencapai 37,17 juta atau 16,58 persen dari total penduduk Indonesia. Di Indonesia terdapat 62.806 desa dan 32.000 ribuan desa masuk kategori desa tertinggal.
”Kami mengambil empat langkah prioritas yang dilakukan,” katanya. Langkah itu mencakup mendorong pertumbuhan yang berkualitas, meningkatkan akses masyarakat miskin ke pelayanan dasar, pemberdayaan masyarakat miskin, dan perbaikan sistem perlindungan sosial.
Pada upaya pemberdayaan masyarakat miskin dilakukan pembangunan berbasis masyarakat, ekonomi, sosial, dan lingkungan, penyediaan lapangan kerja melalui program nasional, serta pemberdayaan masyarakat melalui PNPM. Pada perbaikan sistem perlindungan sosial, Toto mengatakan ada tiga langkah yang dilakukan, yaitu bantuan sosial, jaminan sosial berbasis asuransi kepada masyarakat miskin, serta penerapan bantuan tunai bersyarat kepada RTSM.
Menurut Toto Utomo, sangat dibutuhkan kerjasama sinergis antar departemen-departemen terkait, ”Kerjasama ini berada dibawah payung Menkokesra. Departemen atau lembaga terkait itu antara lain Depsos, Departemen Pendidikan Nasional, Badan Urusan Logistik, Pekerjaan Umum, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Departemen Pertanian. Selain itu ada Menko perekonomian, dan Bappenas.”
*) Lui & Epeng

Pemimpin Itu Harus Memiliki Karakter

http://www.leadership-park.com/main/
 Karena itu semboyan ”Pantang Tugas Tak Tuntas” menjadi pegangan. Indikator kasat mata itu yang mewajibkannya untuk membuat evaluasi hasil yang terukur. ”Kalau ada bencana kan harus jelas penanganannya, waktu pelaksanaan dan ditambah batas waktu,” katanya.
Semboyan ini inspirasi bagi Toto ketika masih aktif dalam Satuan Bakti Sosial Mahasiswa di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung. Sebagai anggota dia kerap turun ke lapangan saat bencana datang.
Toto Utomo meyakini betul tanda-tanda kehidupan. Hal ini dirasakan ketika dirinya masih menjadi bagian dari Taman Makam Pahlawan (TMP). Ketika itu, sebelum menjadi Direktur TMP, dirinya sudah merancang idealnya taman makam ini. ”Perjalanan hidup ini memang sulit diduga namun selalu ada tanda-tanda,” katanya.
Toto penuh dengan pengalaman kepemimpinan. Ia dikenal mampu membangkitkan semangat tim kerjanya. Menurut Toto, hidup ini juga adalah pilihan. ”Manusia selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Menghadapinya harus dibuat  keputusan. Meskipun diambil dengan berbagai resikonya.”
Karena itu, menurut Toto, Tuhan menciptakan dunia ini hanya untuk manusia yang berani mengambil keputusan. ”Semakin tinggi resikonya maka semakin tinggi hasil yang akan dicapai,” tegasnya. Menurutnya penting untuk menghitung resiko yang akan diambil. Tanpa menghitung resiko, bukanlah keberanian. Toto sudah membuktikan bahwa ia adalah karakter pemimpin yang berani mengambil keputusan.
”90 persen pemimpin itu memiliki karakter berani mengambil keputusan,” katanya. Dia merujuk pada Nicolo Machiavelli yang mengatakan lebih senang ditakuti daripada tidak disenangi. ”Suka atau tidak suka itu manusiawi tapi harus yakin bahwa pemimpin berani mengambil keputusan.”
Sebagai Dirjen paling muda, dia ditantang untuk membuktikan diri mampu mengemban tugas ini.
Selamat bertugas!

Rabu, 10 November 2010

hasil assesment bencana merapi

Laporan Hasil
Rapid Need Assesmen Pengungsi dan Relawan
Bencana Erupsi Gunung Merapi Jogjakarta

A. Latar Belakang
Terjadinya bencana erupsi letusan Gunung Merapi Yogyakarta, sehingga membuat kita harus memberikan bantuan baik dalam bentuk logistic maupun relawan serta peralatan yang dibutuhkan dilapangan. Sehubungan dengan itu maka dibutuhkan asesmen terlebih dahulu guna bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pengungsi dan relawan di lapangaan.
B. Tujuan
Untuk mendapatkan informasi dan kesimpulan tentang kebutuhan – kebutuhan pengungsi di lokasi pengungsian serta perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan oleh relawan evakuasi di lapangan.
C. Waktu
6 - 7 Nopember 2010
D. Lokasi
Lokasi Pengungsian Stadion Maguwoharjo Sleman dan Lokasi Pengungsian Pendopo Kantor DPRD dan Bupati Kabupaten Klaten.
E. Petugas Asesmen (SBSM)
• Avid Leonardo sari
• Rasywan Ruhaedin
• M. Dudi Maududi


F. Hasil Asesmen
1. Stadion Maguwoharjo Sleman
a. Jumlah Pengungsi 21.900 orang, yang terbagi atas :
• Sayap barat 4.200
• Sayap utara 4.800
• Sayap selatan 5.100
• Sayap timur 7.800



Sumber : Posko Utama ( 081238405665/ 02744477165)
b. Makanan ( Pemenuhan Kebutuhan Dasar )
Berdasarakan hasil wawancara dengan petugas dapur umum lapangan TNI AD Pak Sujud ) yang telah menjalankan tugasnya , didapatkan kesimpulan bahwa masih terdapat kekurangan / kebutuhan di Posko Dumlap, yaitu :
• Peralatan Dapur Umum Lapangan ( Lengkap Dengan Tenda dan Peralatan Lainnya)
• Relawan / Petugas Dapur Umum Lapangan.
• Logistik seperti Beras dan Lauk Pauk untuk pemenuhan kebutuhan Pengungsi dan relawan di lokasi pengungsian.
Pihak TNI AD yang telah membuka Dapur Umum Lapangan sangat berharap mendapatkat support tersebut diatas dan bergabunga dengan mereka dalam penyelenggaraan Dapur Umum Lapangan di Pengungsian

c. Pelayanan terhadap Anak di Pengungsian
Berdasarkan hasil observasi dan wawan cara dengan pihak yang memberikan pelayanan terhadap anak di lokasi pengungsian, dapat diinformasikan bahwa sudah terdapat beberapa lembaga yang memberikan pelayanan kepada anak-anak pengungsi dengan membentuk children center dan memberikan permainan-permainan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas mental anak-anak agar tidak larut dalam keresahan karena suasana di pengungsian. Lembaga yang sudah mendirikan children center seperti Kementerian Sosial RI dengan Nama “ Pondok Anak Ceria “ . Children center ini membeutuhkan, yaitu :
• Relawan Pendamping Anak
• Alat-alat perlengkapan untuk psikososial seperti alat2 gambar dll .


Sumber : Agung / 087822645038
( Koordinator Relawan Pondok Anak
Ceria Kemensos RI)
d. Pos Kesehatan ( Sumber : dr. Yuli / 08157950738)
Pos Kesehatan di komandoi oleh Dinas Kesehatan Sleman dan membawahi beberapa Pos Kesehatan berdasarakan Puskesmas Kecamatan yaitu Pakem, Cangkringan dan turi.
Pos Kesehatan juga didirikan oleh beberapa lembaga lainnya seperti UGM.
Berdasarakan hasil wawancara dengan pihak Pos Kesehatan didapatkan informasi tentang kebutuhan di pos kesehatan yaitu :
• Relawan Dokter 4 orang
• Relawan Perawat 6 orang
• Obat-obatan Ispa dan diare serta berbagai macam obat lainnya ( terlampir)
e. Kebutuhan Pengungsi
Berdasarkan hasil observasi dengan wawancara dengan pihak posko utama didapatkan informasi tentang kebutuhan perlengkapan pengungsi seperti :
• Selimut
• Handuk
• Sarung
• Tikar
• Pakaian Dalam Pria, Wanita, anak ( yang baru )
• Makanan Bayi
• Nutrisi Ibu Hamil
Informasi
Apabila jarak aman ditambah hingga radius 25 atau 30 KM diperkirakan pengungsian yang di stadion maguwoharjo dan beberapa titik lainnya akan dipindahkan. Pihak UIN Sunan Kalijaga akan membuka Posko Pengungsi yang sanggup menampung pengungsi hingga 1000 orang tetapi tidak memiliki peralatan untuk dapur umum lapangan disertai dengan relwan yang memiliki keterampilan dalam pengelolaan dapur umum lapangan. Pihak UIN mengajak pihak STKS untuk bekerjasama dalam pengelolaan posko pengungsi tersebut.
Sumber : Kang Boy ( pihak UIN sunan Kalijaga) 081328065756
2. Pendopo Kantor DPRD/ Bupati Klaten.
Jumlah Pengungsi : 12.000 orang
Jam Sibuk di pengungsian :
• 10.00 - 13.00
• 17.00 - 20.00
Jam sibuk ini maksudnya adalah waktu ketika para pengungsi paling banyak berada di lokasi pengungsian, kaena sebagian warga masih kembali kerumahnya untuk mengecek situasi rumah dan ternaknya.
Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh informasi tentang kebutuhan di pengungsian, yaitu :
• Pakaian dewasa, dan anak-anak.
• Alat mandi, selimut, dan handuk.
• Relawan untuk di pengungsian.
• Pelayanan untuk anak ( children center )

Dapur Umum
Dapur umum telah diselenggarakan oleh pihak PMI dan untuk sementara ini kebutuhannya masih terpenuhi.
Pos Kesehatan
Dokter dan perawat sudah cukup, tetapi masih membutuhkan obat-obatan antara lain :
• Multivitamin
• Tetes Mata
• Obat Batuk
• Pilek
• Masker
• Nutrisi Ibu Hamil
• Makanan Bayi



Informasi Penting
Dilarang memberikan sumbangan atau bantuan berupa susu untuk anak-anak ( susu kotak )

Kebutuhan Relawan Evakuasi
Tidak mebutuhkan tambaghan personil untuk evakuasi, namun membutuhkan hal-hal sebagai berikut :
• Oksigen Portable
• Obat-obatan seperti tolak angin dan minyak kayu putih
Sumber : Pak Jek ( relawan Basarnas Jatim) 08179450118

Penutup
Demikian laporan hasil asesmen ini kami buat berdasarkan hasil tinjauan ke lokasi pengungsian, dan hasil asesmen ini diharapkan untuk segera ditindak lanjuti karena apa bila terlalu lama di indikasikan hasil laporan ini sudah tidak valid lagi karena adanya perubahan situasi di lokasi pengungsian, terimakasih.
Koordinator
Tim Rapid Need Assesmen SBSM for Merapi

AVID LEONARDO SARI
NTA. 07. 23. 734